Part 4: Cao Cao Mendukung Kaisar Xian

 Bagian terpenting yang menjadi landasan (dan sekaligus pembenaran) semua tindakan Cao Cao adalah dukungannya kepada Kaisar Xian (Liu Xie), yang sebenarnya dengan sengaja diangkat menjadi Kaisar oleh Dong Zhuo untuk menggantikan Kaisar Shang (Liu Bian), kakak tirinya. Untuk ini Dong Zhuo punya alasan sendiri mengapa berbuat begitu, mengingat Liu Bian pada dasarnya tetap bisa dia kendalikan semaunya, jadi kalau yang diinginkannya hanyalah seorang Kaisar boneka, maka tindakan ini tidak terlalu perlu dia lakukan.

Pada dasarnya apa yang dikerjakan oleh Cao Cao dikemudian hari tidak terlalu jauh dari Dong Zhuo, tetapi apa yang tidak disadari para pengamat sejarah pada umumnya adalah, sebenarnya Liu Xie bukan sebodoh yang diceritakan dalam serial 2010 (The Three Kingdoms), ia cukup pintar, dan tahu jelas apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Inilah yang menyebabkan ayahnya lebih cenderung memilih dia sebagai putra mahkota, dan bukan Liu Bian, meskipun sayangnya karena interupsi oleh Ibu Suri He dan He Jin yang saat itu menjabat Panglima Militer Tertinggi, hal ini tidak terlaksana.

Dalam episode 25, menit ke 22:47 terlihat jelas apa yang terjadi ketika untuk pertama kalinya Cao Cao memasuki istana dalam situasi kalut pada bulan Agustus 916 M, dan Liu Xie tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kemelut tersebut.


Cao Cao sendiri pada saat itu jelaslah tidak punya cukup modal untuk mengambil alih pemerintahan seperti yang dibayangkan Yuan Shao, disamping itu ia juga tidak menyukai tindakan semacam ini. Yang dilihatnya adalah bangunan fisik berupa istana yang sangat mahal, sekarang rusak berat. Birokrasi yang disusun dan dipertahankan turun-temurun selama ratusan tahun, sekarang juga rusak berat, Apa yang masih ada dan tidak rusak sungguh layak untuk dipertahankan karena untuk membangunnya kembali akan makan waktu lama, disamping juga mahal. Yang harus dikerjakan adalah semacam reformasi, dan bukan revolusi.

Tetapi Cao Cao juga melihat bahwa untuk membangun birokrasi yang kuat dan efektif untuk saat itu, yang diperlukan adalah tangan besi, dan bukan kelemah lembutan. Untuk ini Kaisar Xian sangat tidak dapat diandalkan, karena itulah ia harus mengambil alih apa yang tidak dapat dikerjakan oleh Kaisar.

Pada saat ini Liu Xie hanya berharap untuk bisa meminjam tangan Cao Cao guna menyingkirkan orang-orang di sekitarnya yang membuat dia merasa tidak aman, sedangkan Cao Cao mendapat keuntungan bahwa dengan berada di samping Kaisar semua pihak yang saat ini sedang bersiap untuk menghabisinya akan berpikir ribuan kali, karena dengan sembarangan bertindak mereka dengan mudah akan dikenai predikat pemberontak, dengan begitu ia akan memiliki alasan untuk menyerang mereka dengan kekuatan lebih besar.

Salah satu langkah penting yang dikemukakan oleh Cao Cao adalah memindahkan ibukota dari Luoyang ke Xuchang, di mana markas besar Cao Cao sudah mulai stabil. Alasannya tentu adalah saat ini Luoyang sudah hancur, dan Xuchang tidak terlalu jauh dari Luoyang, sedangkan Chang'an dalam posisi kurang menguntungkan bagi Kaisar (dan tentu saja bagi Cao Cao, karena Chang'an bukan wilayah kekuasaan Cao Cao).

Setelah berpikir agak lama, akhirnya Liu Xie menyetujui tindakan ini.

Hampir semua pihak berpikir bahwa sekarang Kaisar sudah menjadi boneka dari Cao Cao, akan tetapi sebenarnya Cao Cao selalu berpegang pada suatu etika yang dipertahankannya sampai mati, yaitu bahwa ia tidak akan pernah merebut tahta dari Kaisar yang sedang berkuasa.


Comments

Popular posts from this blog

Latar Belakang